Senin, 28 November 2011

KAJIAN MAKNA


Dr. T. Fatimah Djajasudarma. 1999. Semantik 2. Bandung: PT. Refika Aditama.

            Dalam bukunya akan membahas tentang ilmu pemahaman makna dan beserta kajian makna tersebut. Yang akan dibahas berikut ini;
1.1        Pendekatan makna
   Wittgenstein adalah tokoh pendekatan makna secara operasional
(pendekatan yang dapat menentukan tepatnya makna sebuah kata, di dalam kalimat) dalam bahasa seperti pada:
(1)   anak-anak pukul satu lekas pulang.
(2)   Anak-anak pukul satu cepat pulang.
Pada (1) lekas maknanya sama (sinonim) dengan cepat melalui subtitusi (penyulihan).
Makna dapat pula ditinjau dari pendekatan analitik atau referensial, yakni pendekatan mencari esensi makna dengan cara menguraikanya atau unsure-unsur utama, pendekatan tersebut berbeda dengan pendekatan operasional, yang mempelajari kata dalam penggunaannya, menekankan bagaimana kata secara operasional (bandingkan dengan makna gramatikal). Dalam pendekatan analitik makna kata dapat dirinci, seperti pada kata gadis, secara analitik dapat dirinci sebagai berikut:
Gadis   - -              +   bernyawa
                              +   manusia
                              +   dewasa
                              +   perempuan
                              ±   berambut panjang
(Nida, 1975: 22), pendekatan ekstensional adalah pendekatan yang memusatkan perhatian pada penggunaan kata di dalam konteks ( bandingkan dengan pendekatan yang memusatkan perhatian pada struktur-struktur konseptual yang berhubungan dengan satuan –satuan utama ( bandingkan dengan pendekatan analitik Wittgensten ).
1.2        Aspek Makna
Aspek makna menurut Palmer ( 1976 ) dapat dipertimbangkan dari fungsi, dan dapat dibedakan atas:
(1)   sense’pengertian’
(2)   feeling’perasaan’
(3)   tone’nada’
(4)   intension’tujuan’

5.2.1    Sense ( pengertian )
Aspek makna pengertian ini dapat dicapai apabila antara pembicara/ penulis dan kawan bicara berbahasa sama.pengertian disebut juga tema, yang melibatkan ide atau pesan yang dimaksud. Di dalam berbicara dalam kehidupan sehari-hari kita mendengar kawan bicara menggunakan kata-kata yang mengandung ide atau pesan yang dimaksud.
Kita memahami tema di dalam informasi karena yang kita katakan atau apa kita dengar memiliki pengertian dan tema: kita mengerti tema karena kita paham akan kata-kata yang melambangkantema tersebut.
1.2.2    feeling ( persaan )
Aspek makna persaan berhubungan dengan sikap pembicara dengan situasi pembicaraan. Di dalam kehidupa sehari-hari kita selalu berhubungan dengan perasaan ( mis, sedih, panas, dingin,gembira, jengkel, gatal ). Pernyataan situasi yang berhubungan dengan aspek makna perasaan tersebut digunakan kata-kata yang sesuai situasinya, Misalnya, tidak akan muncul ekspresi:
(1)   Turut berduka cita
(2)   ikut bersedih
(3)   I say my sympathy to…
Pada situasi bergembira, sebab ekpresi tersebut selalu muncul pada situasi kemalangan, atau kesedihan, mis.. bila ada yang meninggal dunia. Kata-kata tersebut memiliki makna yang sesuai dengan perasaan.
Sebagai penyair aspek makna perasaan yang menyelimuti dirinya diungkapkan di dalam kata-kata yang menyatakan pula tentang lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitarnya. Kadang-kadang apa yang kita rasakan tanpa disadari keluar dari mulut kita yang diungkapkan dengan kata-kata yang melibatkan makna aspek perasaan.
1.2.3    Tone (nada)
Aspek makna nada (tone) adalah “an attitude to his listener” (‘sikap pembicara terhadap kawan bicara’) atau dikatakan pula sikap penyair atau penulis terhadap pembaca. Aspek makna nada ini melibatkan pembicara untuk memilih kata-kata yang sesuai dengan keadan kawan bicara dan pembicara sendiri.
Hubungan pembicara-pendengar (kawan bicara) akan menentukan sikap yang akan tercermin di dalam kata-kata yang akan digunakan.
Aspek makna nada ini berhubungan pula dengan aspek makna perasaan, bila bila jengkel maka sikap kita akan berlainan dengan perasaan, bila kita jengkel maka sikap kita akan berlainan dengan persaan bergembira terhadap kawan bicara. Bila kita jengkel akan memilih aspek makna nada dengan meninggi, berlainan dengan aspek makna yang digunakan bila kita memerlukan sesuatu, maka akan beriba-iba dengan nada merata atau merendah. Bandingkanlah aspek makna nada berikut:
(1)   orang itu tidak tertarik tapi menarik.
(2)   kereta api dari yogya sudah dating.
(3)   kereta api dari yogya sudah datang?
(4)   Pergi!
Apa yang kita ungkapkan di dalam makna aspek tujuan memiliki tujuan tertentu, mis: dengan mengatakan “penipu kau!” tujuannya supaya kawan bicara mengubah kelakuan (tindakan) yang tidak diinginkan tersebut.
1.2.4    Intention (tujuan)
Aspek makna tujuan ini melibatkan klasifikasi pernyataan yang bersifat:
(1)   deklaratif
(2)   persuasive
(3)   naratif
(4)   politis
(5)   paedagogis (pendidikan)
Keenam sifat pernyataan tersebut dapat melibatkan fungsi bahasa di dalam komunikasi. Seperti terlihat pada diagram yang dikemukakan oleh leech (1975):


 


  







Fungsi yang sangat langsung melibatkan peran sosial dari bahasa adalah fungsi ekspresif, direktif, dan fatik.
Kita dapat melihat di antara keenam makna aspek tujuan tersebut di dalam penyuluhan pemerintah tentang kesehatan, dapat ditinjau dari makna aspek deklaratif, “Pemeliharaan kesehatan dapat menunjang program pemerintah di dalam memelihara lingkungan dan meningkatkan taraf kehidupan.

1.3        Jenis Makna
Kita ketahui bahwa bahwa kata memiliki makna kognitif (denotative : deskriptif), makna konotatif dan emotif. Kata dengan makna kognitif ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan kata kognitif ini sering dipakai di bidang teknik. Kata konotatif  di dalam Bahasa Indonesia cenderung bermakna negatif, sedangkan kata emotif memiliki makna positif.
Satu kata dapat memiliki makna kognitif saja atau satu kata memiliki baik makna kognitif maupun makna konotatif atau makna emotif. Bandingkanlah kata amplop di dalam ekspresi berikut :
(1)         Saya membeli amplop di warung itu
(2)         Beri saja dia amplop, persoalannya akan beres
Makna kognitif kita dapatkan pada (1) sedangkan pada (2) kita dapatkan makna konotatif.
Para ahli telah mengemukakan berbagai jenis makna dan yang akan diuraikan disini beberapa jenis makna. Antara lain makna sempit, makna luas, makna kognitif, makna konotatif / emotif, makna gramatikal, makna leksikal,makna konstruksi, makna majas (kiasan), makna inti, makna idesional, makna proporsisi, makna piktoral.
1.3.1        Makna sempit
Perubahan makna suatu bentuk ujaran secara semantic berhubungan  tetapi ada juga yang menduga bahwa perubahan terjadi dan seolah-olah bentuk ujaran hanya menjadi objek yang relative permanent, dan makna hanya menempel seperti satelit yang berubah –ubah. Sesuatu yang menjadi harapan mereka adalah menemukan alasan mengapa terjadi perubahan, melalui studi makna dengan segala perubahannya yang terjadi terus-menerus.
Kata-kata luas bermakna luas di dalam Bahasa Indonesia disebut juga makna umum (generic) digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang umum. Gagasan atau ide yang umum bila dibubuhi rincian gagasan atau ide, maka maknanya akan menyempit (memiliki  makna sempit) bandingkanlah contoh berikut :
(1)   pakaian dengan pakaian wanita
(2)   saudara dengan saudara kandung
saudara tiri
saudara sepupu
(3)   garis dengan garis bapak
garis miring
1.3.2        Makna luas
Makna luas (widened meaning atau extended meaning di dalam bahasa Inggris) adalah makna yang terkandung pada sebuah kata lebih luas dari diperkirakan. Kata-kata yang berkonsep memiliki makna luas. Dapat muncul dari makna yang sempit.
Kata-kata yang memiliki makna luas digunakan untuk mengungkap gagasan atau ide yang umum, sedangkan makna sempit adalah kata-kata yang bermakna khusus atau kata-kata yang bermakna luas dengan unsure-unsur pembatas. Kata-kata bermakna sempit digunakan untuk menyatakan seluk-beluk atau rincian gagasan (ide) yang bersifat umum.
1.3.3        Makna Kognitif
Kognitif disebut juga makna deskriptif atau denotative adalah  makna yang menunjukkan adanya hubungan antara konsep dengan dunia kenyataan.
Makna kognitif sering digunakan di dalam istilah teknik. Makna konginitif dengan sebutan bermacam-macam, antara lain deskriptif, denotative, fan kognitif konsepsional. Makna ini tidak pernah dihubungkan dengan hal-hal lain secara asosiatif, makna tanpa tafsiran hubungan dengan benda lain atau peristiwa lain, makna kognitif adalah makna sebenarnya, bukan makna kiasan atau perumpamaan. Bandingkanlah contoh berikut dan tentukan yang mana yang memiliki makna kognitif,
(1)         Hei, mana matamu?
(2)         Orang itu mata duitan.
(3)         Laki-laki mata keranjang tidak disukai perempuan.
(4)         Nilai mata uang dolar naik terus-menerus.
(5)         Siapa yang ingin telur mata sapi?
(6)         dst
1.3.4        Makna Konotatif dan Emotif
Makna konotatif yang dibedakan dari makna emotif karena yang disebut pertama bersifat negatif dan yang disebnut kemudian bersifat  positif. Makna  konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap apa yang diucapkan atau apa yang didengar. Makna konotatif adalah makna yang muncul dari makna kognitif (lewat makna kognitif), ke dalam makna kongnitif tersebut ditambahkan komponen makna lain. Bandingkanlah ekspresi berikut :
(1)                                 perempuan itu ibu saya
(2)                                 ah, dasar perempuan
makna kognitif tentu kita dapatkan pada contoh (1) sedangkan pada ekspresi (2) kata perempuan selain bermakna kognitif dan yang ditambahkan memiliki makna konotatif.
Makna kognitif dibedakan dari makna konotatif dan emotif berdasarkan hubungannya, yakni hubungan antara kata dengan acuannya (referent) atau hubungan kata dengan denotasinya (hubungan antara kata ungkapan dengan orang, tempat, sifat, proses,dan kegiatan luar bahasa (denotata kata)); dan hubungan antara kata (Ungkapan) dengan ciri-ciri tertentu disebut konotasi kata (ungkapan) atau sifat emotif kata (ungkapan).
Makna konotatif danmakna emotif dapat dibedakan berdasarkan masyarakat yang menciptakannya atau menurut individu yang menciptakannya atau yang menghasilkannya,dan dapat dibedakan berdasarkan media yang digunakan (lisan atau tulisan),serta menurut bidang yang menjadi isinya.
Suatu kata dapat memiliki makna emotif dan bebas dari makna kognitif, atau dua kata dapat memiliki makna kognitif yang sama, tetapi kedua kata tersebut dapat memiliki makna emotif yang berbeda. Makna emotif di dalam bahasa Indonesia cenderung berbeda dengan makna konotatif; makna emotif cenderung mengacu kepada hal-hal (makna) yang positif, sedangkan makna konotatif cenderung mengacu kepada hal-hal (makna) yang negatif.
1.3.5        Makna Referensial
Makna referensial adalah makna yang berhubungan langsung dengan kenyataan atau referent (acuan), makna referensial disebut juga makna kognitif, karena memiliki acuan. Makna ini memiliki hubungan dengan konsep, sama halnya seperti makna kognitif. Makna referensial memiliki hubungan dengan konsep tentang sesuatu yang telah disepakati bersama (oleh masyarakat bahasa) seperti terlihat di dalam hubungan antara konsep (reference) dengan acuan (referent) paa segi tiga di bawah ini.
         (b) konsep



 
(a)                                                                             (c)
Kata                                                                         acuan
Hubungan yang terjalin antar sebuah bentuk kata dengan barang, hal atau kegiatan (peristiwa) di luar bahasa tidak bersifat langsung, ada media yang terletak diantaranya. Kata merupakan lambing (symbol) yang menghubungkan konsep dengan acuan.

1.3.6        Makna Konstruksi
Makna konstruksi (bhs Inggris construction meaning) adalah makna yang terdapat di dalam konstruksi, mis makna milik yang diungkapkan dengan urutan kata  di dalam bahasa Indonesia. Disamping itu makna milik dapat diungkapkan melalui enklitik sebagai akhiran yang menunjukkan kepunyaan. Bandingkanlah contoh berikut :
(1)   itu buku saya
(2)   saya baca buku saya
(3)   perempuapn itu ibu saya
(4)   rumahnya jauh dari sini
(5)   di mana rumahmu?
(6)   Dst
1.3.7        Makna Leksikal
Makna leksikal (bhs Inggris – lexical meaning, semantic meaning, external meaning) adalah makna unsure-unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa dll; makna leksikal ini dimiliki unsure-unsur bahasa secara tersendiri, lepas dari konteks.
Makna grammatical (bhs Inggris- grammatical meaning : functional meaning, structural meaning, internal meaning) adalah makna yang menyangkut hubungan intra bahasa atau makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat.di dalam sematik makna gramatikal dibedakan dari makna leksikal. Yang ada antara satuan bahasa dapat dihubungkan dengan makna gramatikal, sedangkan arti adalah pengertian satuan kata sebagai unsure yang dihubungkan.
Makna leksikal dapat berubah ke dalam makna gramatikal secara operasional. Sebagai contoh dapat kita pahami makna leksikal kata belenggu adalah (1) alat pengikat kaki atau tangan; borgol atau (2) sesuatu yang mengikat (sehingga tidak bebas lagi), sebagaimana makna gramatikal perhatikanlah ekspresi berikut :
(1)   Polisi memasang belenggun pada kaki dan tangan pencuri yang baru tertangkap itu,
(2)   Mereka terlepas dari belenggu penjajahan
1.3.8        Makna idesional
Makna idesional (bhs Inggris ideational meaning) adalah makna yang muncul sebagai akibat penggunaan kata yang berkonsep. Kata yang dapat dicari konsepnya atau ide yang terkandung di dalam satu kata-kata baik bentuk dasar maupun turunan. Kita mengerti ide yang terkandung di dalam kata demokrasi, yakni istilah politik (1) bentukan system) pemerintahan, segenap rakyat turut serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya; pemerintah rakyat; (2) gagasan-gagasan pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga Negara. Kata demokrasi kita lihat di dalam kamus dan kita perhatikan hubungannya dengan unsure lain dalam pemakaian kata tersebut kita tentukan konsep yang menjadi ide kata tersebut.
1.3.9        Makna Proposisi
Makna proposisi (bhs Inggris – propositional meaning) adalah makna yang muncul bila membatasi pengertian tentang sesuatu. Kata-kata dengan makna proposisi kitadapatkan di bidang matematika, atau bidang eksakta. Makna proposisi mengandung pula saran, hal,rencana, yang dapat dipahami melalui konteks.
Makna proposisi sejalan dengan apa yang disebut tautology di dalam bahasa Inggris yang merupakan aksioma bahasa.
1.3.10    Makna Pusat
Makna pusat (bhs Inggris – central meaning) adalah makna yang dimiliki setiap kata yang menjadi inti ujaran. Setiap ujaran (klausa, kalimat wacana) memiliki makna yang menjadi pusat (inti) pembicaraan. Mana pusat disebut juga makna tak berciri. Makna pusat dapat hadir pada konteksnya atau tidak hadir pada konteks.
1.3.11    Makna Piktorial
Makna pictorial adalah makna suatukata yang berhubungan dengan perasaan pendengar atau pembaca. Mis, pada situasi kita bisa bicara tentang sesuatu  yang menjijikkan dan menimbulkan perasaan jijik bagi si pendengar, sehingga ia menghentikan kegiatan (aktifitas makan).
1.3.12    Makna Idiomatik
Makna idiomatic adalah makna leksikal terbentuk dari beberapa kata-kata yang disusun dengan kombinasi kata lain dapat pula menghasilkan makna yang berlainan. Sebagian idiom merupakan bentuk beku (tidak berubah), artinya kombinasi kata-kata dalam idiom dalam bentuk tetap. Bentuk tersebut tidak dapat diubah berdasarkan kaidah sintaksis yang berlaku bagi suatu bahasa.
Makna idiomatic didapatkan di dalam ungkapan dan peribahasan. Bandingkanlah ekspresi berikut dan apa maknanya.
(1)   Ia bekerja membanting tulang bertahun-tahun.
(2)   Aku tidak akan bertekuk lutut di hadapan dia
(3)   Kasihan, sudah jatuh dihimpit tangga pula.
(4)   Dst
1.4        Tipe Makna
Tipe makna (bhs Inggris – type of meaning) adalah kajian makna berdasarkan tipenya. Tipe adalah pengelompokan sesuatu berdasarkan kesamaan  objek, kesamaan ciri atau sifat yang dimiliki benda, hal, peristiwa,atau aktifitas lainnya. Tipe-tipe makna dikemukakan oleh Leech (1974), yang membagi tipe makna menjadi tiga bagian besar (1) makna konseptual (2) makna asosiatif, dan (3) makna tematis.
Makna afektif adalah makna yang melibatkan perasaan dan sikap pembicara  atau penulis; makna refleksif dihubungkan dengan asosiasi lain, mis kata-kata tabu atau kata-kata tentang seks; makna koloratif (sanding kata) adalah makna yang muncul akibat kata-kata tertentu memiliki pasangan (sanding), mis kata cantik berkolokatif  dengan perempuan menjadi perempuan itu cantik, dan tidak akan berterima bila dikatakan pemuda itu cantik, akan tetapi ekspresi pemuda itu ganteng akan berterima di dalam bahasa Indonesia.
Bandingkanlah contoh berikut dan tentukan kolokasinya
(1)   Mentega tengik jangan kau beli
(2)   Nasi basi tidak baik untuk perut
(3)   Baju apek begitu harus dicuci
(4)   Wajah manis disukai banyak orang
(5)   Watak cengeng itu menyebalkan.
(6)   dst

Tidak ada komentar:

Posting Komentar